Dari Maya, Jadi Nyata

by [email protected]

Menjadi penyelaras bahasa di Kompas cetak yang kontennya sarat dengan berita dan ficer serius, bekerja di hari Sabtu menjadi “hiburan”. Selain tulisan wajib seperti politik, ekonomi, dan olahraga, di hari itu juga ada ficer menghibur dari Desk Nonberita (DNB). Desk ini menggarap rubrik yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti Hobi dan Komunitas, Film, Musik, dan Figur.

Sabtu, 30 Mei 2005, menjadi awal kisahku. Tulisan berjudul ”Lebih Nyaman, Lebih Bebas, Lebih Bersensasi…” di rubrik Kehidupan (Kompas, Minggu, 8 Mei 2005) yang menjadi inspirasi. Intinya, tulisan itu berkisah tentang orang-orang yang bertemu di dunia maya kemudian berlanjut ke dunia nyata, dari metaverse ke universe. Ada yang menjadi teman, sahabat, bahkan teman/pasangan hidup.

Dibantuan seorang teman yang sekaligus adalah senior, aku didaftarkan jadi anggota milis Generasi Batak (Gen B). Sebenarnya, waktu itu aku hanya jadi anggota pasif milis itu.

Satu hari aku baca postingan salah satu anggota milis, sebut saja N, yang mencari pasangan. Aku yang masih jomblo waktu itu pun iseng mengontak nomor yang diberikan di postingan-nya. Kami mulai komunikasi via telepon, SMS, dan Friendster. Layanan CDMA dari Telkom, Flexi, jadi pilihan untuk berkomunikasi. Setelah beberapa lama telepon dan SMS-an, kami pun betemu.

Setelah mengenal selama setahun, kami memutuskan ke jenjang yang lebih serius dan mempersiapkan pernikahan. Kami menikah tahun 2008. Dan November 2010, lahirlah buah hati kami. Sampai sekarang kami masih bertigaan ajah.

Itulah cerita aku dan Kompas. Terima kasih Kompas sudah memberi inspirasi. Selamat hari jadi Kompas

Oleh: Rosdiana Sitompul

You may also like